Nyi Endang Dharma

Nyi Endang Dharma Ayu

Kali ini Netro Art segeran akan menulis tentang sejarah "Nyi Endang  Dharma Ayu" cerita ini saya kutip dari buku "Sejarah Indramayu" karya Tarmidi, Didi. Oke,langsung saja yah ceritanya....

Raden Wiralodra memberikan keterangan-keterangan kepada saudara-saudaranya, lalu dipanggilnya Nyi Endang Darma dan ujarnya : “Nyi Endang, karena semua sudah merasakan pahit getirnya dalam peperangan ini dan tidak ada yang melebihi kesaktian Nyi Endang. Jadi sayapun sangat gusar ingin sekali mengecap suka dukanya dalam pertarungan, oleh sebab itu layanilah saya,agar puas dalam hati saya”.

            Endang Darma sebetulnya menolak atas tawaran Raden Wiralodra. Karena selalu dipaksa dan ditekan,maka bersedialah Nyi Endang Darma perang tanding lawan Raden Wiralodra. Kemudian  keluarlah keduanya ketempat laga dan masing-masing memasang gelar. Karena keduanya sama-sama saktinya dan bijaksana. Pertarungan itu memakan waktu agak lama. Pada suatu ketika Raden Wiralodra dapat menangkap Nyi Endang, lalu dengan cepat dibanting ketanah. Namun Nyi Endang sempat menghilang dari pegangan Raden Wiralodra. Raden Wiralodra merasa kecewa, diburunya Nyi Endang Darma pergi. Hilangnya Nyi Endang Darma menjadi  air didalam taman bunga. Disenjatakan dengan cakranya. Kebun itu musnah tanpa bekas dan datanglah seekor ular yang sangat besar.

Diserangnya Raden Wiralodra dengan buasnya/ ganasnya. Namun Raden Wiralodra tidak terlambat cepat menghindar. Segera Raden Wiralodra beralih ruoa menjadi seekor garuda. Terbang melayang-layang diudara dengan geramnya, disambar ular itu. Sang ular bertahan sejenak, tetapi kemudian merasa tidak kuat. Lalu menghilang dan ular itu bergantilah sifat. Endang Darma segera menyelinap masuk kedalam buah jambu. Raden Wiralodra merasa kehilangan bekas.

Ajimat penerawangnya dipergunakan dan tampaklah Nyi Endang Darma sedang duduk didalam buah jambu. Dari itu menjelmalah Raden Wiralodra menjadi seekor burung kutilang. Dihampirinya buah jambu itu yang tergantung tinggi diatas dahan dan dicocoknya buah jambu itu. Nyi Endang Darma waspada secepat kilat buah jambu musnah. Sangat sedih Nyi Endang Darma hatinya. Karena segala kesaktiannya selalu ketahuan oleh Raden Wiralodra dan selalu diburu kemana ia berlindung.

Nyi Endang Darma lalu berganti rupa, jadi batu sebesar bukit campur berdekatan dengan batu-batu yang lain merupakan suatu barisan berbukit. Raden Wiralodra tidak samar akan penjelmaan Nyi Endang Darma. Sebab itu ciptakan oleh Raden Wiralodra sekejap jadi petir. Disambarnya bukit itu dengan ganasnya. Dan Nyi Endang Darma segera menghindar dari malapetaka tadi dan terus terjun masuk kedalam sungai Cimanuk.

            Endang Darma mengerti apa yang tergores dalam hati Raden Wiralodra. Kemudian mengeluarkan kata-kata tanpa rupa : “Raden hamba tak dapat menjalani bersuami, karena masih panjang kisah yang harus saya tunaikan. Dengan ini ridohkanlah saya meninggalkan tuan hamba. Hanya pesan hamba harap diterima. Yaitu hamba jangan dilupakan. Karena Dukuh Cimanuk itu kita bangun bersama-sama. Raden yang membabad dan saya yang mengisi. Jika telah sampai pada waktunya jadi Negara kelak, mohon diberi nama kota “ DERMAYU “. Sehabis berkata demikian tenggelamlah Nyi Endang Darma kedalam mata air sungai Cimanuk, di kaki Gunung PAPANDAYAN.

             Pada suatu hari Raden Wiralodra mengeluarkan gagasan ingin diberinama Dukuh Cimanuk dengan nama yang sekiranya ada hubungannya dengan peristiwa-peristiwa kejadian atau pembinaannya agar dapat dijadikan warisan diakhir kemudian. Selain papan dan nama yang harum, untuk para turunan hingga tujuh turunan.

             Dengan ditetapkannya pada hari Jum’at tanggal 1 Sura tahun 1447 Saka atau tanggal 1 Muharam tahun 934 Hijriyah [ 7 Oktober 1527 M ] Dukuh Cimanuk diresmikan bernama DERMAYU,kedudukan sebagai Kabupaten Otonomi dan  Bupati bergelar WIRALODRA PERTAMA.

Sekian saja dulu artikel dari saya tentang Nyi Endang Dharma Ayu semoga dapat menambah perngetahuan tentang sejarah indramayu

Referensi

Tarmidi, Didi. 2010. Sejarah Indramayu. Bandung: Richard Hanafi Pustaka.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »